Thung Tjing Ek Pahlawan Keturunan Tionghoa di Papua
InHua.Net – Di taman makam pahlawan Serui yang terletak di tengah ibu kota Kabupaten Tapen Papua itu, terdapat sebuah papan besar yang memuat nama sejumlah pahlawan dari negeri cenderawasih ini, di antaranya adalah pahalwan nasional Silas Papare, kemudian ada Stefanus Rumbewas, Dirk Ramandey, Salim Suneth, HW Antaribaba, Rafael Maselkosu dan George Henk Ayorbaba. Namun, ada sebuah nama yang bernuansa Tionghoa juga terpampang di atas papan nama pahlawan tersebut, yaitu Thung Tjing Ek. Siapa dia, mengapa bisa dimakamkan bersama Silas Papare di TMP Serui?
Thung Tjing Ek alias Jakub Thung adalah seorang pejuang kemerdekaan berdarah Tionghoa Indonesia. Ia adalah perantau Tionghoa asal Makassar yang berprofesi sebagai penangkap buaya di Waropen. Anak-anaknya kini cukup dikenal dengan nama marga istrinya yang asli Papua: Raweyai, salah satunya Yorrys Raweyai, mantan anggota DPR dan pentolan organisasi Pemuda Pancasila.
Dr. Sam Ratulangi bersama kawan-kawannya juga sering memakai rumah Thung Tjing Ek untuk rapat-rapat yang membicarakan persiapan penyatuan Irian Barat ke NKRI. Ia adalah salah satu pimpinan Kong Ek Hwee, organisasi sosial warga Tionghoa di Papua. Perkumpulan ini juga membantu menyumbangkan uang ketika Silas Papare harus berangkat ke Jawa untuk menemui Presiden Soekarno.
Konon, sebagai persiapan untuk pergerakan integrasi Papua, Thung Tjing Ek dan sejumlah aktivis Kong Ek Hwee pergi ke Biak untuk belajar ilmu kebal dari orang Maluku. Sepulangnya dari Biak, mereka mengorganisir pasukan sipil bawah tanah sampai berjumlah 2000 orang. Gerakan bawah tanah ini dinamakan Batalyon Tentara Tjendrawasih Tjadangan (TTT). Gerakan bawah tanah ini akhirnya diketahui oleh Belanda. Maka sejumlah aktivis di antaranya Tan Su Song, David Wasiri, Rafael dan Agus pun ditangkap dan dipenjarakan. Setelah tiga bulan mereka dibebaskan dan kena wajib lapor.
Setelah Irian Barat resmi masuk wilayah NKRI, rumah Perhimpunan Kong Ek diserahkan kepada Angkatan Laut dan Kodim yang kala itu mencari markas.
Banyak tokoh perjuangan Tionghoa seperti Thung Tjing Ek ini memiliki andil yang cukup besar dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Tanah Air, sayang banyak sekali yang luput dari pengetahuan masyarakat akibat kebijakan diskriminatif yang terjadi pada masa lalu. Bangsa Indonesia sangat majemuk, setiap golongan memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga kita perlu saling melengkapi agar bangsa kita semakin kuat, maju, dan sejahtera.