Direktur KMA Kemdikbudristek Puji Program Kerja YIHLP
InHua.Net – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) Sjamsul Hadi, SH. MM menyambut baik serta mendukung kiprah Yayasan Istana Harta Lima Penjuru sejauh ini.
Hadi mengakui, program kerja YIHLP sebagai upaya pelestarian dan pemajuan kebudayaan, khususnya budaya Tionghoa yang sudah berjalan secara turun temurun di Provinsi Sumatera Utara.
“Apa yang telah dilakukan YIHLP telah mendapat Perhatian kami, pertama pada tahun 2021 yang lalu, telah digelar seminar adat – istiadat, ritual khusus kebudayaan Tionghoa di kabupaten Deli Serdang, dengan kehadiran Kepala BPNB (Balai Pelesatrian Nilai Budaya Aceh) Wilayah Kerja Provinsi Aceh-Sumatera Utara, serta pejabat Pemerintah Kabupaten Deli Serdang,” ujar Hadi dalam sambutan Temu Ramah Masyarakat Tionghoa dengan Direktur KMA, Jumat, 8 April 2022.
Pihak YIHLP, menurutnya, juga pernah mendaftarkan pengajuan tokoh kepecayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa & masyarakat adat.
“Dan hari ini saya dipertemukan dengan tokoh tionghoa Sumatera Utara,” lanjutnya.
Hadi menyatakan, pihaknya juga mendapat kabar Pihak Lembaga Pelestarian Budaya Tionghoa (LEMPABUDTI) YIHLP telah menjalin kerja sama dengan ERC (Etnografik Research Center), Pusat Kajian Etnografi Terapan dan Penguatan Komunitas di bawah naungan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
“Upaya kolaborasi yang tepat untuk pelestarian budaya, khususnya dalam kerjasama ini adalah budaya Tionghoa,” paparnya.
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan cipta, rasa, karsa, dan hasil karya masyarakat. Untuk memajukan kebudayaan, diperlukan pengelolaan kebudayaan yang menuju ke arah kemajuan adab, budaya, dan persatuan untuk mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia dengan menjamin unsur-unsur kebudayaan daerah sebagai identitas bangsa dan negara yang harus dilestarikan, dikembangkan, dan diteguhkan berdasarkan kristalisasi nilai budaya yang terkandung dalam Pancasila.
Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan 1.340 suku bangsa yang tersebar di seluruh Nusantara. Suku bangsa tersebut diantaranya Aceh, Batak, Nias, Melayu Kepulauan, Melayu Daratan, Minangkabau, Tionghoa, Mentawai, Lampung, Jawa, Sunda, Dayak, Bali, Ambon, Bugis, Lombok, Sumbawa, Flores, Timor, Papua dan sebagainya. Masing- masing suku bangsa memiliki berbagai budaya, tutur dan pesan budaya (verbal art) yang mampu mendidik dan melakukan akselerasi untuk mengasah cipta, rasa, dan karsa.
Potensi dan keragaman budaya yang tersebar luas di wilayah Indonesia, menurutnya, merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya, sekaligus sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Kekayaan tersebut harus dilestarikan (dilindungi, dikembangkan, dan dimanfaatkan) seluas-luasnya untuk kesejahteraan masyarakat. Untuk itu diperlukan tekad, semangat kebersamaan, program kerja, dan kebijakan terarah dari pemerintah yang didukung oleh segenap masyarakat Indonesia.
Pandemi menjadi suatu peluang dan titik tolak bagi insan pelaku nilai budaya yang cepat dalam beradaptasi, situasi Pandemi juga memberikan ruang dan waktu bagi seniman dan para pelaku nilai budaya lainnya untuk segera melakukan pembenahan dalam pembiasaan aktivitasnya.
Banyak pelaku budaya yang berhasil melewati masa-masa krisis dalam aktivitas kesenimanannya dan telah beradaptasi dengan kondisi Pandemi Covid-19, banyak di antara mereka yang telah berusaha untuk melakukan sebuah migrasi ke digital platform virtual untuk menyalurkan segala bentuk kreatif dan aktivitas seninya.
Namun demikian tidak mudah juga untuk para pelaku budaya untuk mewujudkan ide gagasan kreatif dan aktivitasnya itu. Mereka sangat tergantung pada kondisi permodalan yang dimilikinya.
Sehingga tampak sebagian para pelaku budaya ada yang dapat bertahan bahkan berkembang dan ada pula yang menurun, bahkan dalam kondisi memprihatinkan yang beralih profesi demi untuk bertahan hidup.
Hadi berpendapat, Negara hadir untuk mendukung segala bentuk kegiatan lembaga masyarakat yang berkaitan dengan pemajuan dan pelestarian budaya
“Akhir kata sebelum saya tutup kata sambutan ini, atas nama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat memberikan apresisasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh Lembaga Tionghoa, terkhusus kepada Yayasan istana harta Lima Penjuru yang telah mendukung program pemerintah,” pungkasnya. (*)