Wednesday, July 24, 2024
Budaya

Asal-Usul Festival Kue Bulan

oleh: Ependi Tan

Festival Tiong Chiu atau Zhongqiu Jie, adalah salah satu perayaan yang di tunggu-tunggu masyarakat Tionghoa di berbagai negara. Di Indonesia, lebih dikenal dengan nama Festival Kue Bulan. Zhong qiu artinya pertengahan musim gugur, sehingga Zhongqiu jie diterjemahkan menjadi festival pertengahan musim gugur atau mid autumn festival. Festival ini dirayakan setiap tanggal 15 bulan 8 penanggalan Imlek.

Festival Tiongchiu berawal dari tradisi pemujaan fenomena alam, yang termasuk praktik dari animisme, yang dianut nenek moyang kita pada zaman kuno. Di zaman yang belum ada teknologi moderen seperti sekarang ini, maka gunung, sungai, laut, matahari, rembulan dan fenomena alam lainnya adalah objek-objek yang dianggap memiliki kekuatan transendental yang patut dihormati dan disegani.

Pada zaman kuno, ritual Sembahyang Bulan 祭月sudah lumrah dipraktikkan tepat periode Qiufen di musim gugur setiap tahun, yang biasa jatuh pada tanggal 23 September.

Berdasarkan hasil penelitian, ritual Sembahyang Bulan inilah yang berubah dan menjadi asal usul Festival Tiongchiu yang menjadi salah satu perayaan yang sangat populer di Dinasti Han.

Istilah Zhongqiu atau Tiongchiu paling awal tertera dalam buku Zhou Li, atau Ritus Zhou, yaitu literatur tentang sistem pemerintahan dinasti Zhou. Literatur sejarah Dinasti Han juga menyatakan Tiongchiu sudah muncul sebelum dinasti Qin berdiri.

Selama dinasti Jin, perayaan Tiongchiu ada tetapi tidak begitu populer, masyarakat yang merayakannya juga tidak banyak.

Festival Tiongchiu menjadi perayaan yang diakui oleh otoritas, mungkin terjadi pada masa Dinasti Tang, dan sangat populer di Kota Chang’an, pusat pemerintahan dinasti tersebut.   Muncul banyak syair yang berkaitan dengan keindahan rembulan yang ditulis para pupujangga

Festival Pertengahan Musim Gugur dimeriahkan dengan dongeng rakyat untuk menambah romantisme perayaan tersebut,seperti Chang’e Terbang ke Bulan, Wu Gang Menebang Pohon Osmanthus, Kelinci Giok Menumbuk Obat, Permaisuri Yang Guifei Berubah Menjadi Dewa Bulan, Kaisar Tang Ming mengunjungi Istana Bulan, dll. ,

Selama Dinasti Song, Festival Tiongchiu sudah sangat merakyat, dan tanggal lima belas bulan delapan dari kalender Imlek secara resmi ditetapkan sebagai hari perayaan Festival itu.

Pada Dinasti Ming dan Qing, Festival Tiongchiu telah menjadi salah satu festival utama bagi masyarakat Tionghoa.  Pada masa ini, masyarakat selalu menyajikan penganan yang harus berbentuk bulat, sebagai lambang utuh sempurna bagi keluarganya, dalam bahasa mandarin yaitu 团圆.

Tiap keluarga menyiapkan altar rembulan untuk “memanjatkan puji syukur kepada bulan purnama yang terbit pada malam itu.

Selama perayaan Festival Tiongchiu, masyarakat secara turun-temurun memiliki kebiasaan reuni keluarga, menyembah dan menikmati keindahan rembulan, makan kue bulan, bermain lampion, menikmati bunga osmanthus, minum anggur osmanthus dan kebiasaan lainnya, yang telah diturunkan sejak lama. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *