Thursday, July 25, 2024
Tokoh Tionghoa

Etnis Tionghoa yang Dipusarakan di Taman Makam Pahlawan

InHua.Net – Sejumlah tokoh keturunan Tionghoa, dari berbagai medan perjuangan, tercatat dipusarakan di Taman Makam Pahlawan.

John Lie

Dilahirkan di Manado, Sulawesi Utara, pada 11 Maret 1911, John Lie Tjeng Tjoan merupakan anak kedua dari delapan bersaudara pasangan Lie Kae Tae dan Oei Tseng Nie. Dia juga dikenal dengan nama Jahja Daniel Dharma.

John Lie adalah salah seorang perwira tinggi di TNI Angkatan Laut dari etnis Tionghoa dan merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.

Pada 27 Agustus 1988, John Lie wafat dan dipusarakan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Lie Eng Hok

Dilahirkan pada 7 Februari 1893 di Balaraja, Tanggerang, Banten. Lie Eng Hok pernah menjadi wartawan dan aktif di masa pergerakan nasional.

Pada 27 Desember 1961, Lie Eng Hok meninggal dunia. Ia dimakamkan di pemakaman umum di Semarang. Namun pada 1986 berdasarkan Surat Keputusan Pangdam IV/Diponegoro tahun 1986, kerangkanya dipindah ke Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal di Semarang.

Sho Bun Seng

Dilahirkan pada 12 November 1911, di Kota Raja, Aceh, Sho Bun Seng adalah pegiat seni yang terjun dalam pergerakan kemerdekaan RI di Sumatera Barat.

Sekitar tahun 1944, ia bersama sejumlah kalangan etnis Tionghoa lainnya ikut melakukan pergerakan melawan kekuasaan Jepang di daerah sekitar Kota Padang.

Setelah kemerdekaan, Sho Bun Seng bergabung dengan Batalion Pagar Ruyung.

Pada September 2000, Sho Bun Seng meninggal dunia. Jasadnya lalu dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Ferry Sie King Lien

Ferry Sie King Lien lahir pada 1933 dari keluarga pemilik pabrik gelas tersohor di Kartodipuran, Surakarta, Jawa Tengah.

Ia merupakan satu dari sedikit Tentara Pelajar dari kalangan Tionghoa yang ikut mengangkat senjata pada pertempuran di Solo tahun 1949.

Pada malam 14 Juli 1949, Ferry dan kawan lainnya diberondong oleh Belanda dan tewas.
Atas jasa-jasanya, Ferry Sie King Lien dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Jurug, Solo.

Tjia Giok Thwan

Ia dilahirkan di Surabaya, Jawa Timur, pada 1927. Ketika usianya baru menginjak 18 tahun, Tjia Giok Thwan tergabung dalam regu pasukan penggempur Pasukan 19 CMDT (Corps Mahasiswa Djawa Timur).

Ia ikut angkat senjata dalam sejumlah pertempuran di Jawa Timur mengusir penguasaan kembali Belanda atas wilayah tersebut.

Tjia Giok Thwan meninggal dunia pada 1 Maret 1982 di Malang akibat sakit jantung yang dideritanya. Ia dimakamkan di TMP Suropati, Malang.

Lie Yak Heng atau Henry Wijaya

Dijuluki Bung Lie oleh sesama veteran di Medan, Lie Yak Heng adalah pahlawan kemerdekaan keturunan Tionghoa yang resmi mendapat pengakuan negara.

Ia lahir 20 Oktober 1930 di Kisaran, Sumatera Utara.
Bung Lie bergabung dengan Laskar Napindo dan melucuti senjata tentara Jepang di Kota Tebingtinggi, Sumut.

Ia juga tercatat sebagai anggota laskar penghubung TKR, TRI dan TNI selama 4 tahun dengan daerah operasi Kisaran, Tebing Tinggi, Pulau Raja dan Labuhanbatu.

Pejuang Kemerdekaan keturunan Tionghoa ini sekarang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Bukit Barisan Medan.

Selain itu, di TMP ini juga dipasarkan Kamsiah (Wong Kim Sui), Ng Tek Soei, Tambang Dahlia alias ong Huang dan M Ayak alias Tjong Siong Ek.

Thung Tjing Ek alias Jakub Thung

Thung Tjing Ek adalah seorang pejuang intergrasi Papua berdarah Tionghoa Indonesia. Namanya tercantum pada taman makam pahlawan Serui, yang terletak di tengah kota bersama dengan Silas Papare, Stefanus Rumbewas, Dirk Ramandey, Salim Suneth, HW Antaribaba, Rafael Maselkosu dan George Henk Ayorbaba.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *