Thursday, July 25, 2024
Budaya

Lonceng Cakra Donya, Simbol Persahabatan Tiongkok dan Nusantara

郑和大钟,中国与印尼友谊标志

InHua.Net – Longceng Cakra Donya adalah aset sejarah peninggalan Kesultanan Samudera Pasai bernilai tinggi Genta perunggu ini dihadiahi Laksamana Cheng Ho dalam ekspedisi ke-4 ke Nusantara dan Asia Selatan pada 1414 Masehi. Bentuknya mirip tabung yang bulat di atas dan terbuka di bawah, bentuk khas lonceng Asia Timur yang berbeda dengan Eropa.

Lonceng Cakra Donya merupakan simbol persahabatan antara masyarakat Kesultanan Samudera Pasai dan Tiongkok sejak 600 tahun lalu. Pembuatannya pada tahun 1409 Masehi, dengan tinggi lebih kurang 1,25 meter dan diameter 0,75 meter.

Setelah Kesultanan Aceh Darussalam berhasil menguasai wilayah Pasai pada tahun 1542 Masehi, lonceng itu disita dan diboyong ke Koetaradja atau Banda Aceh.

Di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda pada abad ke 17, lonceng itu dipasang di bagian buritan depan kapal induk armada laut Kerajaan Aceh yang bernama Cakra Donya. Nama kapal perang ini melekat pada lonceng legendaris tersebut, yang mana cakra berarti kabar, sedangkan donya artinya dunia.

Lonceng Cakra Donya bermakna sebagai sarana untuk berkabar kepada dunia, digunakan untuk memberikan isyarat perang di masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Selain itu, lonceng itu juga berfungsi sebagai alat peringatan jika terjadi mara bahaya di laut.

Pada bagian atas lonceng ini terdapat aksara Tionghoa dan Arab, tetapi tulisan tersebut sudah tidak terbaca lagi karena sudah usang termakan usia.

Ketika kapal Cakra Donya diserang dan dirampas Portugis, Lonceng Cakra Donya turut dibawa tetapi kemudian dikembalikan ke Kesultanan Aceh. Lonceng tersebut kemudian disimpan dalam kompleks Istana Darud Dunia di sudut kanan Masjid Raya Baiturrahman.

Pada saati itu, fungsi lonceng berubah menjadi alat azan dan penanda waktu berbuka puasa.  Lonceng ini juga digunakan sebagai penanda berkumpul untuk mendengarkan maklumat Sultan.

Lonceng Cakra Donya dipindahkan ke Museum Aceh pada 1915, dan terlestarikan hingga saat ini. Genta ini menjadi salah satu benda ikonik Banda Aceh dan sangat terkenal di kalangan masyarakat.

Lonceng Kembaran

Laksamana Cheng Ho termasyhur sebagai pejelajah besar Asia sepanjang sejarah era pramodern. Selama 28 tahun, ia dan armadanya melakukan 7 kali ekspedisi kolosal ke Asia Tenggara dan Asia Selatan, untuk menjalin persahabatan antarnegara. Salah satunya kunjungan ke Kesultanan Samudera Pasai yang meninggalkan Lonceng Cakra Donya sebagai saksi bisu penjelajahannya di bumi Nusantara.

Lonceng Perunggu Cheng Ho di Tiongkok.

Uniknya, genta ini mempunyai kembaran yang tersimpan di Museum Nasional Tiongkok. Bentuknya hampir sama, meskipun ukuran, ukiran, dan tahun pembuatan berbeda.

Lonceng Cheng Ho, juga disebut Lonceng Istana Sanqing. Pada 1431 M, sebelum misi pelayaran ketujuhnya, Zheng He dan pasukannya meresmikan genta tersebut di Kuil Sanqing di Kawasan Changle Nanshan, Fuzhou. Tingginya 68 cm, tinggi tampuk 14 cm, diameter 49 cm, dan berat 77 kg.

Lonceng ini dibuat sebagai monumen peringatan ekspedisi Cheng Ho, sekaligus tanda penghormatan kepada Sang Pencipta, sehingga diberkati cuaca yang aman di sepanjang penjelajahannya.

郑和大钟,中国与印尼友谊标志

郑和大钟,又称Cakra Donya大钟,为东南亚古国苏木都剌苏丹国的历史文物,由明朝大航海家郑和于公元 1414 年出使该国时所赠予,保留至今,珍贵无比,是可谓是两地文明友谊和睦的历史性标志。

大钟铸于公元1409年,高约1.25米,直径约0.75米,覆釜形,为典型东亚钟形,不同于西方大钟一般的造型结构。

公元 1542 年,亚齐苏丹国併吞苏木都剌国后,大钟被迁到首都哥达拉贾,也就是现在的班达亚齐市。

十七世纪苏丹依斯干达慕达在位期间,大钟被安放于亚齐王国海军舰队母舰Cakra Donya舰尾上,大钟也就自然而然以舰名为名,其中cakra意为信息,而donya意为世界,寓意着向世界传达消息,用于指挥舰队作战,并在海上出现紧急情况时,大钟也起到发出预警的作用。

大钟本刻有中文与阿拉伯文字,但因年代久远,缺乏维护,文字已模糊不清,无法辨识。

当该战舰受到葡萄牙人攻击及控制后,大钟也随之易手,但最终还是归还于亚齐苏丹国。在此之后,大钟存于 万达亚齐市拜图拉曼大清真寺右侧的 Darud Dunia 宫殿建筑群中,用于召唤祈祷和开斋,以及召集民众聆听苏丹御令。

Cakra Donya 钟于 1915 年移至亚齐博物馆,保存至今,并成为班达亚齐市的标志之一,在公众心中占有重要席位,根深蒂固。

兄弟钟

在整个前现代时期的历史上,三宝公郑和可谓是亚洲独一无二、功勋卓著的大航海家、大外交家,前无古人,后无来者。  历经28年来,七次远洋南海、东南亚及南亚等诸国,创建了邻邦和睦、万国朝贡的伟大事迹,其中之一即是出使苏木都剌 苏丹国,并留下 Cakra Donya 大钟,作为他远洋南海西域珍贵遗产。

此钟并不是郑和唯一留下的文物,目前藏于中国国家博物馆的郑和铜钟可谓是其兄弟钟,形状几乎相同,只不过大小、雕刻和制造年份略有差异。

郑和铜钟,又称三清宫铜钟,铸于公元1431年,是郑和第七次下西洋前,为其所建长乐南山三清宝殿而铸造。钟高68厘米,钮高14厘米,口径49厘米,重77公斤。

此钟,本意为祈求风调雨顺,航行平安,如今却是郑和下西洋极具纪念价值的里程碑。

Penyusun: Ependi Tan 陈长福编译

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *