Friday, July 26, 2024
Budaya

Dwibahasa: Apakah Dongzhi atau Tang Cue Dikategorikan Festival?

Penerjemah: Ependi Tan

Sumber: Xinhuanet

InHua.Net – Tanggal 21 Desember tahun ini,  masyarakat Tionghoa secara global akan memperingati Dongzhi (冬至 atau Tang Cuek dalam dialek Hokkian), yaitu periode musim yang menandakan datangnya titik balik matahari musim dingin, atau Winter Solstice dalam bahasa Inggris.

Dalam budaya Tionghoa, dikenal istilah dua puluh empat titik matahari atau 24 jieqi (节气), yang dipergunakan sebagai penanggalan musim oleh masyarakat Tiongkok.

Dongzhi, yang secara harfiah berarti Tibanya Musim Dingin, memiliki kedudukan yang sangat istimewa, dan juga disebut “Ya Sui” atau tahun baru kedua di zaman kuno.

Hingga dewasa ini, Dongzhi masih menempati posisi penting di benak orang-orang, dan menjadi topik perbincangan yang tiada habisnya.  Pangsit dan onde-onde menjadi kuliner khas yang melambangkan reuni di Festival Musim Semi dalam waktu dekat.

Apakah Dongzhi dikategorikan sebagai festival?

Dongzhi juga dikenal sebagai “Festival Musim Dingin” (冬节) dan “Hedong” (贺冬).  Ada pendapat bahwa Dongzhi adalah periode titik matahari (musim) sekaligus sebuah festival. Pada Dinasti Zhou, periode ini dirayakan sebagai Hari Tahun Baru, yang ramai dirayakan baik oleh penguasa maupun rakyat jelata.

Dalam literatur kuno, memang ada bukti bahwa Dongzhi dikategorikan sebagai festival.  Ada tulisan: “Energi Yang berawal di Dongzhi,  kerajaannya jaya raya, selamat…” Artinya, pada mula Dongzhi dirayakan sebagai awal dari tahun baru.

Dongzhi dirayakan sebagai festival pertama kali pada Dinasti Han dan berkembang di Dinasti Tang dan Song.  Namun, bulan pertama pada kalender Dinasti Zhou sama dengan bulan kesebelas kalender Dinasti Xia. Oleh karena itu, bulan pertama Dinasti Zhou sama dengan November saat ini, sehingga tidak banyak perbedaan antara Tahun Baru dan He Dong.

Namun, beberapa ahli percaya bahwa,  Dongzhi bukanlah festival.  Pakar tradisi rakyat Wang Juan berkata, “Istilah Dongzhi muncul sangat awal, dan cara perayaan muncul lebih awal, tetapi tidak bisa begitu saja disamakan dengan festival yang sedang kita bicarakan sekarang.”

“Pada zaman kuno, banyak momen penting diadakan pada saat Dongzhi, diisi banyak acara, tetapi metode perayaan berbeda di setiap tempat, dan perbedaannya sangat besar.”

Dia menjelaskan bahwa kegiatan rakyat yang biasa, mungkin termasuk memberikan sepatu kepada sesepuh, hitung kalender (数九), melukis panorama musim dingin dan sebagainya.

Wang berkata, “Ada yang menyatakan bahwa, ada upacara besar untuk menghormati Konfusius pada saat Dongzhi, tetapi ini bukan perayaan festival dalam arti umum. Oleh karena itu, Dongzhi masih berbeda dari hari festival tradisional yang kita pahami dewasa ini.”

 Dongzhi diperingati sebagai “Ya Sui” (Tahun Baru Kedua)

Kesampingkan perdebatan tentang Dongzhi adalah festival atau bukan,  Dalam 24 periode titik matahari, Dongzhi memang istimewa posisinya.  Pada titik ini, Energi Yin mencapai titik kulminasinya dan Energi Yang mulai naik, dan itu juga merupakan titik awal untuk perhitungan tradisional dari 24 titik matahari.

Dalam konsep masyarakat dahulu, Dongzhi tepat pada titik pertukaran masa yang lama dan yang baru, niscaya memiliki makna budaya yang amat besar. Banyak kebiasaan dan ritual di festival Dongzhi berasal dari perasaan masyarakat tentang momen ini.

Hal ini dicatat dalam Kitab Han Akhir, “Seorang budiman senantias menjaga ketenangan diri sebelum dan sesudah Dongzhi, dan para pejabat tidak bertugas, sertanmemilih waktu yang baik untuk mengevaluasi diri sendiri.” Pada hari ini, pemerintahan libur dan istirahat, dan nikmati festival dengan “aman dan tenang”.

Belakangan, kebiasaan memuja leluhur dan makan malam keluarga selama Festival Musim Semi juga sering muncul pada saat Dongzhi, sehingga disebut “Xiao Nian” (Tahun Kecil) , yang menunjukkan pentingnya periode tersenut.  Selama Wei, Jin dan Enam Dinasti, Dongzhi disebut “Ya Sui” (Tahun Baru Kedua) , dan orang-orang ingin memberi hormat kepada orang tua dan senior.

Setelah Dinasti Song, Dongzhi secara bertahap menjadi festival untuk memuja leluhur dan dewa.  Di kalangan masyarakat, skala pemujaan terhadap leluhur jauh lebih kecil, dan masyarakat lebih menaati pada beberapa kebiasaan adat, seperti makan pangsit, nasi kacang merah, onde-onde (terutama di daerah Selatan Tiongkok dan Asia Tenggara)dan sebagainya.

时光流逝,斗转星移。转眼之间,又是一年冬至来临。在二十四节气中,它是很特别的一个,在古代也曾被称为“亚岁”。

至今,冬至在人们心目中占有重要地位,有关它的讨论也一直未曾停歇。吃饺子、吃汤圆……对很多人来说,在这个时候来一份属于冬至的美食,代表的也是对不久之后春节团圆的期盼。

它是一个节日吗?

冬至是二十四节气之一,又称“冬节”、“贺冬”。也有说法认为,它既是节气,又是节日,在周代就是新年元旦,曾经是个很热闹的日子。

在古籍中,似乎也可以找到冬至是一个节日的佐证。有文献记载:”冬至阳气起,君道长,故贺……”也就是说,人们最初过冬至节是为了庆祝新的一年的到来。

把冬至作为节日来过源于汉代,盛于唐宋。但周历的正月为夏历的十一月,因此,周朝的正月等于现在的十一月,拜岁和贺冬其实区别不大。

不过,也有学者认为,严格来说,冬至还不算是一个节日。民俗专家王娟说,“这个节气出现得非常早,庆祝方式出现得也比较早,但它并不能简单等同于我们现在所说的节日。”

“古代有许多重要的活动都放在冬至举行,内容比较丰富,但地方不同庆祝方式也不一样,差异性较大。”她解释道,惯常的民俗活动,大概有为长辈送鞋子,“数九”、画消寒图之类。

王娟说,“有一种说法是冬至要祭孔子,会有很隆重的典礼,但这也不是普遍意义上的庆祝活动。所以冬至跟我们如今说的传统节日新年还是不一样的。”

作为“亚岁”的冬至

抛开“它是不是节日”的讨论,在二十四节气中,冬至倒确实是一个特别的存在。它处在阴气高涨、阳气发生之时,也是传统计算二十四节气的起点。

在古人的观念中,冬至居于新旧更替的时节,自然也就有了非同寻常的文化意义,冬至节俗中许多习俗、仪式内容就来源于人们对这一时节的感受。

《后汉书》中记载:“冬至前后,君子安身静体,百官绝事,不听政,择吉辰而后省事。”这一天朝廷上下要放假休息,欢乐地过一个“安身静体”的节日。

后来,一般春节期间的祭祖、家庭聚餐等习俗,也往往出现在冬至。冬至一度被称为“小年”,足见其重要性。魏晋六朝时,冬至称为“亚岁”,民众要向父母长辈拜节。

宋朝以后,冬至逐渐成为祭祀祖先和神灵的节庆活动。在民间,祭祖的规模小了很多,人们更多遵从的是一些应景习俗,像吃馄饨、红豆米饭等等。

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *