Monday, May 13, 2024
Tokoh Tionghoa

Him Tek Ji, Perwira TNI Sejati

InHua.Net – Tak perlu meragukan jiwa kesatria Him Tek Ji alias Tedy Jusuf sebagai prajurit TNI yang rela mengorbankan nyawa untuk Tanah Air Indonesia. Pria keturunan Tionghoa ini adalah purnawirawan TNI dan pernah memimpin detasemen tempur yang berhadapan langsung dengan musuh negara.

Lahir di Bogor pada 24 Mei 1944, dari pasangan ayah kelahiran Tiongkok dan ibu kelahiran Indonesia, Bridjen Tedy Jusuf bergabung dengan Akademi Militer Nasional di Magelang dan lulus pada tahun 1965 sebagai perwira.

Meskipun pada masa-masa awal di Angkatan Darat tidak mudah bagi seorang berdarah Tionghoa, Tedy secara bertahap naik pangkat karena dedikasi dan prestasinya sebagai perwira sejati.

Tedy Jusuf.

Ia naik pangkat menjadi brigadir jenderal pada tahun 1983. Brigjend Tedy Jusuf juga pernah menjabat posisi strategis sebagai staf senior intelijen militer.

Pria yang fasih berbahasa Mandarin ini juga pernah memegang sejumlah posisi penting dalam karier kemiliterannya di antaranya: Wakil Komandan Yonif 507/Sikatan Kodam V/Brawijaya, Komandan Detasemen Tempur RTP 16 di Timor Timur, Komandan Kodim 0503/Jakarta Barat dan Komandan Korem 131/Santiago.

Tedu juga pernah menjabat anggota DPR RI Fraksi ABRI Selema beberapa tahun sebelum pensiun dari kemiliteran pada tahun 1999.

Selama rezim Orde Baru, dia tidak dikenal sebagai seorang etnis Tionghoa. Oleh Gubernur Akademi Militernya, ia disarankan untuk mengganti nama, untuk menghindari reaksi berlebihan terhadap etnis Tionghoa dalam tubuh TNI saat itu. Meskipun demikian, hal tersebut tidak mempengaruhi jiwa patriotisme Tedy Jusuf sebagai perwira TNI sejati.

Namun, setelah Soeharto lengser, Tedy terpanggil untuk aktif dalam komunitas Tionghoa untuk membela hak kewarganegaraan masyarakat keturunan. Dia terpilih ketua umum pertama dari Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), organisasi kemasyarakatan Tionghoa Indonesia yang terbesar yang didirikan pada tahun 1998.

Sebagai ketua umum PSMTI, Tedy menyatakan integrasi sosial lebih sesuai bagi persatuan nasional, daripada asimilasi yang dijalankan rezim Orde Baru.

Ia berpendapat etnis Tionghoa harus diberi ruang seluas-luasnya untuk berkarya di berbagai bidang pembangunan bangsa, tidak hanya dibatasi pada bidang perekonomian dan perdagangan.

Saat ini, Tedy Jusuf menjabat pimpinan Taman Budaya Tionghoa Indonesia dalam Kompleks Taman Mini Indonesia Indah.

Disusun: Ependi Tan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *