Wednesday, July 24, 2024
Tokoh Tionghoa

Tiga Srikandi Tionghoa yang Mengharumkan Nama Indonesia

InHua.Net – Wanita Tionghoa Indonesia adalah aset bangsa yang tak ternilai. Mereka turut berkontribusi besar dalam pembangunan bangsa sejak Republik Indonesia berdiri. Beberapa wanita Tionghoa Indonesia bahkan mengharumkan nama Ibu Pertiwi.

Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, kami akan terus merangkum sejumlah tokoh Tionghoa Indonesia yang telah mendulang sejumlah prestasi membanggakan. Berikut, tiga tokoh wanita Tionghoa Indonesia yang telah berjasa untuk masyarakat Indonesia:

Susi Susanti

Susi Susanti, dengan nama lengkap Lucia Francisca Susy Susanti Haditono alias Wang Lianxiang (王蓮香), adalah legenda hidup olahraga bulutangkis Indonesia dan dunia.

Namanya viral di era 90-an dan menjadi
kebanggaan bangsa Indonesia karena prestasi fantastisnya mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Ia dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu pemain tunggal putri terhebat sepanjang masa.

Legenda bulu tangkis Indonesia Susi Susanti (kanan) membawa api obor dari India dan mantan atlet tenis Yustedjo Tarik (kiri) membawa api obor dari Mrapen yang akan disatukan di kaldron saat Asian Games 2018 Torch Relay Concert di Kompleks Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (18/7). Penyatuan kedua api obor tersebut menandai dimulainya perjalanan api obor Asian Games 2018 yang akan dibawa berlari mengelilingi 18 provinsi. ANTARA FOTO/Ismar Patrizki/nz/18.

Lahir sebagai keturunan Tionghoa, tak berpengaruh bagi atlet beperawakan relatif kecil ini untuk mengemban tugas mulia yang diberikan Ibu Pertiwi.

Susi berhasil mengukir prestasi gemilang di ajang Olimpiade, All England, Piala Uber, World Badminton Grand Prix Finals, dari Kejuaraan Dunia IBF di rentan waktu 1990 – 1996. Susi Susanti adalah satu-satunya pemain wanita yang memegang gelar tunggal Olimpiade, Kejuaraan Dunia, dan All-England secara bersamaan.

Susi Susanti dinobatkan ke dalam Hall of Fame Federasi Bulu Tangkis Dunia pada Mei 2004 dan menerima Piala Herbert Scheele pada tahun 2002.

Susi memutuskan untuk gantung raket pada tahun 1998 setelah dinyatakan hamil.
Selama 19 tahun menggeluti dunia bulutangkis, akhirnya Susi mengundurkan diri tanggal 30 Oktober 1999. Acara pelepasan Susi berlangsung di Istora Senayan, merupakan pelepasan yang pertama kali pernah dilakukan PBSI.

Dihadiri 2.500 penonton, pada kesempatan itu PBSI memberikan hadiah penghargaan berupa emas seberat 25 gram. Terima kasih Susi Susanti atas prestasimu yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Lindswell

Lindswell, juga dikenal sebagai Lindswell Kwok atau Guo Lijuan (郭利娟) dijuluki “Ratu Wushu Asia”. Ia tercatat sebagai salah satu atlet wushu taolu paling terkenal sepanjang masa. Perjuangannya di arena lomba wushu telah membawa kebanggaan bagi masyarakat seantero Nusantara.

Pada 2013, Lindswell dinobatkan sebagai atlet terbaik oleh Komite Olimpiade Indonesia, dan menerima Satyalancana Dharma Olahraga, penghargaan olahraga tertinggi di Indonesia.

Lindswell mulai berlatih wushu pada tahun 1999, di bawah naungan padepokan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia di Medan.

Prestasi gemilangnya di berbagai ajang kompetisi dipandang sebagai kebangkitan olahraga wushu Indonesia. Tim Indonesia menjadi kuda hitam yang melampaui negara-negara sejawat di Asia Tenggara yang jauh lebih lama berkecimpung di olahraga wushu.

Debut pertamanya di Kejuaraan Wushu Junior Nasional 2005 menjadi momentun Lindswell untuk memulai karir jawaranya di dunia olahraga wushu.

Setelah itu, sederet kompetisi internasional digeluti Lindswell dengan prestasi yang luar biasa, termasuk kompetisi terkahir yang diikutinya, yaitu Asian Games 2018 di Jakarta. Medali di nomor taijiquan dan taijijian seolah-olah menjadi langganannya.

Pada Kejuaraan Wushu Dunia 2017 di Rusia, Lindswell meraih medali emas kelimanya di kejuaraan tersebut. Dengan pencapaian ini, ia memantapkan dirinya sebagai atlet taijiquan paling produktif di kejuaraan dunia.

Pada debut penutupnya, yaitu Asian Games 2018 di Jakarta, Lindswell mengukuhkan dominasinya sebagai juara Wushu yang tak terkalahkan di era itu

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, yang turut menyaksikan kemenangannya kemudian memberinya julukan sebagai “ratu wushu Asia.”
Setelah Asian Games, Lindswell mengumumkan pengunduran dirinya secara resmi sebagai atlet, dengan alasan cedera lutut sebagai alasan utamanya.

Nyonya Meneer

Nama Nyonya Meneer adalah legenda wirausaha jamu tradisional Indonesia yang dikenal secara luas di Dunia. Nyonya Meneer bernama asli Lauw Ping Nio, lahir di Sidoarjo, Jawa Timur, pada tahun 1895. Ia wafat tahun 1978 pada umur 83 tahun.

Nama Nyonya Meneer berasal dari beras menir, yaitu sisa butir halus penumbukan padi. Ibunya mengidam dan memakan beras ini sehingga pada waktu bayi yang dikandungnya lahir kemudian diberi nama Menir. Karena pengaruh ejaan Belanda ejaan Menir berubah menjadi Meneer.

Pada era kolonial Belanda tahun 1900-an, suaminya jatuh sakit. Nyonya Meneer meramu jamu Jawa yang diajarkan orang tuanya untuk mengobati suaminya. Ternyata suaminya sembuh total.

Sejak saat itu, Ibu Meneer lebih giat lagi meramu jamu Jawa untuk menolong masyarakat sekitar yang membutuhkan.

Pada 1919, berdirilah Jamu Cap Potret Nyonya Meneer yang kemudian menjadi cikal bakal salah satu industri jamu terbesar di Indonesia.

Pasaran jamu Nyonya Meneer merambah pasar internasional. Produk asli buatan Indonesia ini dipasarkan ke tiga benua yaitu Asia, Eropa, dan Amerika serta ke 12 negara termasuk Malaysia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan dan Tiongkok.

Perusahaannya sendiri kemudian berubah nama menjadi PT Nyonya Meneer.

Pada tanggal 4 Agustus 2017, perusahaan ini resmi mengakhiri operasinya seiring dengan putusan Pengadilan Negeri Semarang yang menyatakan bahwa PT Nyonya Meneer pailit dikarenakan tidak mampu membayar hutang sebesar Rp. 252 miliar.

Sebagian asetnya (termasuk Taman Djamoe Indonesia di Kabupaten Semarang telah diambil alih oleh Sido Muncul.

Pada tahun 2020, PT Bhumi Empon Mustiko, sebuah perusahaan yang dibentuk dari usaha patungan antara keturunan Nyonya Meneer dan Ahabe Group, telah mengakuisisi sejumlah merek dagang Nyonya Meneer. Pencapaian Srikandi Jamu Indonesia ini sulit dilampaui hingga saat ini.

2 thoughts on “Tiga Srikandi Tionghoa yang Mengharumkan Nama Indonesia

  • Peter Chua

    Aku sangat terharu membaca berita perjuangan orang Tionghoa Indonesia yang mengharumkan negara ini diforum dunia international.

    Reply
  • Mantaaap! Harus diajarkan di kurikulum pelajaran IPS, ekonomi, olahraga & sejarah.

    Baru tahu kalo Ny. Meneer itu Tionghoa.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *